Kita sering mendengar ungkapan Cantik itu relatif atau jelek itu mutlak. Hal itu dikarenakan seringkali Si Cewe "A" disebut cantik oleh Si Dudun tetapi "biasa aja" oleh Si Keplok, tetapi kalau yang jelek umumnya semuanya bisa berpendapat sama.
Umumnya cantik disebut relatif karena banyak diantara kita beranggapan cantik itu karena kulit yang putih, tetapi bule suka kulitnya dicoklat-coklatin seperti "sawo matangnya" Indonesia atau sawo matangnya Latinos. Mereka bela-belain sering sunbath. Ada juga yang beranggapan seseorang itu cantik karena hidungnya yang mancung tetapi banyak juga yang dianggap jelek padahal hidungnya mancung dengan alasan "kemancungan" kek Pinokio!
Ada juga yang beranggapan, seseorang cantik karena rambutnya pirang tetapi banyak juga yang ga pantas berambut pirang kek orang kita karena tidak sesuai dengan warna kulit "sawo matang". Ada juga yang beranggapan, seseorang cantik karena kulitnya kuning seperti ras Mongoloid, dimana memang sebagian dari orang Indonesia banyak yang bercampur ras mongoloid dengan mata agak sipit dan kulit tidak sawo matang banget tetapi cewe Arab celik matanya juga banyak yang disebut cantik. Jadi apakah karena itu maka cantik disebut relatif?
Sekalipun demikian mengapa artis yang kita sebut cantik juga umumnya dianggap cantik oleh banyak orang? Terlepas warna kulit atau warna rambut dan warna mata. Jadi apa ukuran yang membuat seorang cewe disebut cantik oleh kebanyakan orang?
Sebenarnya bentuk dan komposisi wajahlah yang menunjukan kecantikan. Apresiasi "kecantikan" itu erat kaitannya pula dengan seni dan asumsi keindahan. Semenjak zaman batu, nenek moyang kita dari berbagai bangsa sudah mengajarkan prinsip keseimbangan, keselarasan atau simteris. Asas simetris dikenal awal mula dalam filsafat hingga secara tegas dalam matematika-arsitektur. Dalam musik misalnya simetris itu adalah harmony dan melody, adanya keselarasan nada-nada dalam satu untaian lagu.
Demikianlah halnya dengan kecantikan itu (wajah) adalah dalam simetris wajah tersebut. Warna rambut, warna kulit, ukuran hidung, ukuran daun telinga, warna bola mata hanyalah menjadi suatu "Cantik" jikalau simetris dalam kesatuan wajah itu. Sejak berabad-abad lalu, 'simetri' melambangkan keindahan dan harmoni dari segala sesuatu. Oleh karena itu, teknologi manusia dan simetri artistik mengejar keseimbangan yang sempurna.
Hal ini telah dipahami oleh ahli-ahli bedah kecantikan di Korea dimana operasi plastik mereka intinya bagaimana membentuk wajah simetris (terutama antara kiri dan kanan). Di Jepang atau Korea, kebanyakan selebriti memiliki wajah simetris. Di Cina lingkaran Yin-Yang adalah cerminannya. Ketika kita menyebutkan beberapa aktris cantik, mereka semua memiliki wajah yang berbeda, namun memiliki satu hal yang umum: wajah simetris. Ketika setiap bagian di wajah membuat harmoni, ia meninggalkan kesan keindahan seni kepada orang lain.
Salah satu contoh terbaik adalah Nozomi Sasaki, bahwa wajah Sasaki hampir 99% simetris. Ketika wajahnya dibagi menjadi tiga bagian yang sama, ia memiliki proporsi yang sama. Berkat wajah simetris, dia indah ditangkap oleh kamera di setiap sudut, dia ditangkap indah oleh setiap image majalah dan poster.
Mengapa yang cantik itu sedikit sedangkan yang biasa dan jelek umumnya banyak karena jawabannya sederhana, hanya sedikit orang yang memiliki setiap bagian wajah yang sangat simetris antar tiap bagian. Semakin tinggi frekuensi simetrikal (selaras-seimbang) wajah seseorang maka semakin cantik dia terlihat. Unsur-unsur lain seperti warna kulit, warna mata atau rambut hanyalah pelengkap namun dapat memberikan "efek kejut" jikalau itu pun simetris dengan bagian-bagian lain, misal pakainnya.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar